Hari demi hari kulewati,sedikit demi sedikit berusaha
menghilangkan keGALAUan yang ada pada diriku. Teman-teman disekitarku terus mensuportku
untuk melupakan dia. Saat aku sudah
mulai berusaha melupakannya,dia selalu kembali masuk kedalam hidupku. Ini
memang sulit,tapi harus aku jalani. Sampai suatu ketika, dia mengatakan suatu hal padaku. Awalnya ia tak
berani mengatakannya,tetapi aku terus membujuknya untuk memberitahu hal itu
karena aku juga ingin mengetahuinya. Tadinya ia sempat tak jadi bicara,sampai
aku mulai menunjukkan rasa kesalku padanya. Aku sempat berfikir,yasudahlah jika
memang aku tak boleh tau hal itu. Tapi
dipagi harinya, ketika aku sedang iseng membuka facebook dan melihat-lihat
profil facebooknya tak taunya dia sedang online saat itu, langsung saja kusapa
dia lewat chatting. Tadinya dia terus mengelak dan tak mau memberitahukan hal
itu padaku. Setelah beberapa lama aku tak membalas chatnya, ia pun akhirnya
menceritakan semuanya. Dia menceritakan
suatu padaku,pengalamannya dimasa sekolah dulu. Kini aku mengerti, mengapa ia
mengatakan ini padaku. Mungkin karna ia tak mau aku merasakan hal yang sama
seperti yang pernah ia rasakan pada waktu sekolah dulu. Ia mengatakan
padaku,bahwa dulu ia juga pernah merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan
saat ini yaitu JATUH CINTA. Kak fadil dulu juga pernah merasakan yang namanya
PACARAN, tetapi semua itu tak berlangsung lama, ia merasakan yang namanya SAKIT
HATI karna pacarnya itu. Semenjak kejadian itu, ia menanamkan komitmen pada
dirinya untuk tidak berpacaran lagi. Ia sadar bahwa pacaran itu ternyata memang
tidak baik, ia sampai melupakan kewajibannya sebagai seorang pelajar pada saat
itu. Sekarang aku sadar, pacaran itu memang tidak baik. Lagi pula, aku juga
mempunyai komitmen yang sama dengan dia, bahwa aku tak ingin pacaran.
Hari demi
hari kulewati dengan tetap berusaha mengurangi perasaanku padanya, dibantu
dengan sahabat-sahabat yang selama ini ada disekitarku. Aku punya 3 orang
sahabat yang selalu mendukungku dalam hal positif apapun. Dira, Syarif dan
Rizal mereka bertiga adalah sahabatku. Dira termasuk siswi yang cerdas
disekolah terlebih dalam bidang bahasa inggris, sedangkan Syarif dan Rizal
lebih menyukai bidang olah raga. Hari-hari ku lewati selalu bersama mereka,
canda tawa serta air mata pun selalu ada diantara kita. Aku,Rizal dan Syarif duduk
dikelas yang sama yaitu kelas 8.6, hanya saja Dira yang berbeda kelas dengan
kami bertiga, Dira duduk dikelas 8.7 tapi hal itu tak menjadi alasan kami untuk
selalu bersama. Kami sering sekali pulang sekolah bersama menaiki angkutan
umum, karena kami juga dilatih oleh keluarga untuk menjadi anak yang mandiri. Aku
bersahabat dengan mereka dari kelas 7, jadi sudah cukup mengenal sifat-sifat
asli mereka. Dalam persahabatan kami pun juga pernah mengalami masalah, ya itu
wajar dalam pertemanan. Mereka sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri,
jika aku dalam masalah, aku lebih sering curhat pada mereka, mereka pun seperti
itu. Kami saling memberi nasihat-nasihat dan jalan keluar yang memang bisa
membantu menenangkan hati. Aku saying banget sama mereka, aku tak mau
kehilangan sahabt seperti mereka.
Disore
hari, seperti biasa aku pulang sekolah bersama sahabat-sahabatku, tapi tak
dengan Dira karna hari ini ia mengikuti ekskul bahasa inggris disekolah. Aku hanya
pulang bertiga dengan Syarif dan Rizal. Seperti biasa, diperjalanan pasti ada
bercandaan yang keluar dari mulut kami, tapi ada satu hal ingin kutanyakan pada
Rizal soal teman sekelas kami juga yang menyukainya namanya Rita.
“Zal, gue boleh Tanya sesuatu gak?”,
tanyaku.
“Apaan?”, jawab Rizal
“sebenernya lo suka juga ga si sama Rita?”,
tanyaku penasaran
“Nggak, gue gak suka dia. Emang kenapa?”
tanyanya ingin tau.
“trus, tanggepan lo tentang sikap dia sllama
ini apa?” tanyaku masih penasaran.
“ Ya biasa aja, kalo emang itu bisa bikin
dia semangat belajar ya bagus, pertahanin aja, tapi jangan sampe malah bikin
dia turun” jelasnya
“oohh gitu, hahaha bagus bagus..” jawabku.
Sore itu
aku pulang bersama mereka. Dimalam hari, HPku berbunyi tanda sms masuk. Langsung
kubaca, sms dari Rizal.
“hai..” katanya
“iya.. knapa zal?” balasku
“hhmm gapapa, oiya bsok bisa ga tungguin ane
pulang sekolah, tapi ane ada latihan futsal dulu, ada yang mau ane omongin,
penting.” Pintanya
“ok deh!” balasku lagi..
Esok
harinya sepulang sekolah, aku pun menunggunya selesai
latihan futsal. Saat dia
sedang istirahat, aku pun menanyakan hal apa yang ingin dibicarakan. Akhirnya ia
mengajakku untuk membicarakan hal itu.
“ cepetan mau
ngomong apaan?” tanyaku
“aduh gue gak enak
ngomongnya nih.” Jawabnya
“yaelah udah
cepetan mau ngomong mau ngomong apaan si?”
Tanyaku penasaran.
siapa-siapa ya,,gue Lagi suka sama seseorang, gue
gue suka sama lo..”
katanya
“HAH..!!??”
jawabku kaget
“Serius..” katanya
meyakinkan
“wkwkwkwkwkw…. Hahahahahahahahaha….”
Aku tertawa
“pliss jangan
bilang siapa-siapa ya,, pliiss..!!” mohonnya.
“ hahahaha iya-iya
tenang aja…” jawabku.
Dia langsung lari lagi ke
lapangan untuk melanjutkan latihannya, aku pun masih terus tertawa mengingat
yang dikatakannya tadi. Semenjak kejadian itu, dia jadi lebih sering mengirim
sms padaku. Aku pun msih berusaha mempertahankan komitmenku diawal, AKU NGGAK
MAU PACARAN. Aku berusaha menjelaskan hal itu padanya. Aku tetap menyayanginya
sebagai SAHABATku, walau bagaimana pun
kau tetap sahabatku..
==> TO BE CONTINUED <==
==> TO BE CONTINUED <==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar